Wednesday, August 27, 2008

Ada gejala 'mark-up' di Amdan

Kemarin begitu pulang dari sekolah ade amdan langsung meminta uang seribu rupiah. Katanya untuk diminta sama ibu guru. Mamie bertanya untuk apa uang itu, tetapi amdan tidak tahu. Karena belum jelas mamie bilang besok saja sebelum ke sekolah ingatkan mamie kembali.

Dan memang seperti biasa, ade yang dengan ingatan tajamnya pagi-pagi begitu bangun sudah mengingatkan kembali tapi kali ini kalimatnya lain.

"mama, ibu guru minta uang dua ribu rupiah", sahutnya. Loh, kok bisa berubah kemarin khan ade bilang seribu kataku menanggapi sahutannya. "dua ribu mama" katanya
wah.. kok bisa berubah, lagian peruntukannya juga belum jelas. "Nanti mama tanya sama ibu guru itu uang untuk apa yah!", kataku menegaskan.
"Oh, seribu ji mama!", tangkisnya cepat. Wah mulai memanfaatkan situasi nih amdan, belum apa apa sudah minta uang lebih dari yang diminta.
"Kenapa minta dua ribu? apa yang seribu itu untuk ade?", tanyaku
"iya mama"
"Lain kali kalau ade mau dikatakan dengan jujur yah, bilang saja seribu untuk ibu guru dan seribu untuk ade mau belanja."
Dia mengangguk pertanda mengerti, dan memang seribu yang dibilang sama ibu gurunya adalah sumbangan untuk mengganti jam yang dirusakkan oleh teman sekelasnya. Dan mamie pun menyampaikan alasan itu ke ade. Yang fokus sebenarnya hal "mark up" tersebut.

Begitu Abi pulang, mamie langsung bercerita tentang hal tersebut. Dengan menggunakan bahasa inggris mamie menjelaskan ke abi. Keingintahuan kakak terhadap apa yang dibicarakan membuat dia bertanya terus. "Mama bilang apa? kenapa mama?".
Sengaja mamie gak bicara dengan jelas ke kakak, karena ade masih ada disitu. Takutnya malah mendiskreditkan dia, karena kakak suka sekali 'menyerang' ade dengan kata2 sementara dia sendiri banyak kelirunya.
Dengan tidak mempedulikan pertanyaan kakak yang mengganggu, mamie terus aja menceritakan kejadian tersebut. Mungkin karena ade bosan mendengar kakaknya bertanya terus akhirnya dia menyeletuk begitu percakapan selesai.
"Mama bicara tentang itu kakak, uang yang saya minta dua ribu tadi"
Wah, kaget juga mamie dengar, soalnya kami khan bercakap pakai bahasa inggris kacau, tapi ade mungkin dengan feeling, dan rasa bersalahnya makanya dia merasa yakin bahwa yang dibicarakan itu adalah tentang 'mark up' dia.

Pesan:
Ade semoga kepintaran ade tidak digunakan untuk hal2 yang tidak benar. Semoga Allah senantiasa melindungi ade dan melembutkan hati ade dan tidak bersikap egois

Kakak, jangan hanya pandai melihat kesalahan orang lain. Usahakan bisa melihat diri sendiri. Pasti masih banyak kekurangan. Dan sering2lah berdoa. Semoga Allah senantiasa melembutkan hati kita semua. amin